TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan perencana keuangan, Aidil Akbar Madjid, mengatakan hal terpenting dalam mengalokasikan gaji atau penghasilan bagi para lajang adalah penentuan tujuan keuangan. Dalam tujuan keuangan, para lajang dituntut pandai memprioritaskan dan mendayagunakan penghasilan berdasarkan urutan tertentu.
Sebagaimana kelaziman hidup manusia, kebutuhan mendasar adalah sandang, papan, dan pangan. Oleh karena itu, urutan kedua yang menjadi prioritas alokasi keuangan adalah memenuhi kebutuhan dasar.
Aidil mencontohkan, ada beberapa lajang, terutama yang tidak memiliki tanggungan, lebih memilih mengalokasikan gajinya untuk kebutuhan tambahan, seperti berlibur atau membeli perangkat. Dalam penghitungan nyata, kebutuhan yang bersifat tambahan ini bisa mencapai Rp 10 juta. Padahal uang sebesar itu bila diinvestasikan dapat menghasilkan 10 kali lipat dalam waktu 10 tahun. Apalagi bila diinvestasikan ketika lajang masih berumur 20 tahunan sehingga ada waktu produktif untuk menghasilkan 10-20 tahun kemudian.
Karena itu, investasi menjadi urutan ketiga dalam prioritas alokasi keuangan bagi para lajang. Menurut Aidil, besarnya investasi sebenarnya bergantung pada besarnya penghasilan dan biaya kebutuhan hidup, termasuk utang. Setiap orang, baik lajang maupun tidak, dalam melakukan investasi harus menghitung terlebih dulu biaya hidupnya.